Jokowi : dari Jualan Kursi hingga Dua Kali Mendapatkan Kursi

Jokowi
dari Jualan Kursi hingga Dua Kali Mendapatkan Kursi

cover buku, Jokowi : dari Jualan Kursi hingga Dua Kali Mendapatkan Kursi, image
Penulis :Zaenuddin HM
Penerbit :Ufuk Press
Cetakan :I, Maret 2012
Tebal :152 halaman
Ukuran :15 x 23 cm


Keterangan Buku

ISBN :978-602-9346-65-7
Kondisi :-
Berat :-
Stok :0
Harga Lama :Rp 0.000,- / eks
Harga Baru :Rp 0.000,- / eks


Kami memberikan diskon khusus (lebih murah) bagi pembelian :
  • pembelian untuk pengadaan perpustakaan umum
  • pembelian untuk dijual kembali (minimal 50 eks)
Langsung menuju : BIODATA BUKU | KILAS BUKU | BELI BUKU INI


Kilas Buku

Sinopsis

Menyebut nama Jokowi berarti menyebut nama seorang tokoh pemimpin masa depan yang paling dibutuhkan orang di Republik ini. Tak hanya dari kacamata ketatanegaraan tetapi dari perikehidupan sederhananya itulah yang menjadikannya sebagai harapan terutama di masa sulit seperti saat ini. Jokowi mengaku bodoh, mengaku tak punya tampang, mengaku tak pantas menjadi pemimpin, dan Jokowi mengaku ini dan itu. Tetapi, dialah orang yang melakukan hal-hal yang tidak umum dilakukan oleh para pemimpin kita, mulai dari tingkat RT hingga Presiden. Buku ini menjadi informasi berharga tersendiri di tengah sikap Jokowi yang kerap tidak mau publikasi. Buku ini pula memotivasi segala lapisan masyarakat: Pertama, bahwa harapan itu masih ada. Kedua, siapa pun para pemimpin itu layak menimba ilmu kepada Jokowi untuk melakukan perubahan penting. Ibarat sebuah komik dengan tokoh superhero, buku ini bercerita tentang seorang jagoan idaman yang bernama Jokowi.

Semoga Jokowi tidak berubah, dan akan muncul Jokowi-Jokowi lainnya di tengah-tengah kita.

Resensi

Pejabat Perlu Belajar dari Joko Widodo

Joko Widodo (Jokowi) kini menjadi sosok yang paling menyedot perhatian. Kegigihannya mempromosikan mobil Kiat Esemka, membuat karya siswa SMK itu melambung ke level nasional.

Sebagai Wali Kota Solo, langkah Jokowi hanyalah salah satu upaya melayani dan memberdayakan masyarakat. Kredo melayani dan memberdayakan masyarakat inilah yang dijalankan Jokowi hingga mengantarkannya menjadi wali kota terbaik se-Indonesia.

Ada lima terobosan penting yang dilakukan Jokowi hingga mencapai prestasi itu. Ia sukses merelokasi pedagang kaki lima tanpa penggusuran dan kerusuhan. Dia sukses menata pasar tradisional, tanpa mal. Sukses membawa Solo go international. Sukses menjadikan Solo kota tebersih dari korupsi. Terakhir, dia berhasil mengangkat pamor mobil produk anak bangsa tadi.

Jokowi menjadi sosok yang fenomenal karena berani melawan arus dengan pola pikir yang out of the box, namun konkret. Ketika pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) memerlukan waktu dua minggu, dia bisa mengubahnya menjadi satu jam. Saat banyak kota berlomba membangun mal-mal mewah, dia memoles pasar-pasar tradisional menjadi apik dan bersih.

Waktu para pejabat hidup bermewah-mewah dan menuntut gaji tinggi, dia hidup sederhana dan tidak pernah mengambil gajinya. Dengan kebijakan-kebijakannya yang dirasakan langsung manfaatnya oleh rakyat itu, Jokowi menjadi sangat dicintai. Dia terpilih menjadi Wali Kota Solo selama dua periode, 2005-2010 dan 2010-2015. Rakyat memilih Jokowi dengan hati nurani karena tak ada politik uang, bahkan nyaris tanpa publikasi.

Jokowi bisa melakukan itu semua karena memulainya dengan pribadi yang bersih, bekerja sepenuh hati untuk mengabdi, pro terhadap kepentingan rakyat, memiliki kemampuan manajerial. Dia tidak hanya berpidato, tapi bekerja. Joko berorientasi pada solusi, merangkul semua kalangan, mengedepankan komunikasi dan dialog, serta bersikap terbuka. Sebuah gaya kepemimpinan yang seharusnya dimiliki seluruh pejabat.

Berkaca pada keberhasilan Jokowi, ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik. Sesungguhnya yang dibutuhkan rakyat dari para pemimpinnya tak muluk-muluk. Rakyat hanya butuh tindakan konkret yang berdampak langsung pada peningkatan hidup. Rakyat tak butuh pemimpin yang pintar dengan segudang teori, namun tak pernah terealisasi dalam kehidupan nyata.

Membaca keberhasilan Jokowi juga melihat sebuah ironi yang tengah berlangsung di negeri ini. Langkah Jokowi sebetulnya biasa saja, tak istimewa, karena memang begitulah seharusnya seorang pejabat sebagai pelayan masyarakat. Langkah-langkah Jokowi menjadi tampak istimewa hanya karena langkanya pejabat yang memosisikan diri secara benar sebagai abdi masyarakat.

Jokowi seperti menjadi asing dan menentang arus besar ketidakberpihakan pejabat pada rakyat. Di balik itu, sosok Jokowi juga menerbitkan setitik harapan bagi rakyat banyak. Apa pun yang tengah terjadi pada para pejabat, rakyat masih boleh berharap sosok "aneh" seperti Jokowi akan muncul. Sosok yang akan menghadirkan masa depan yang lebih baik.

Diresensi M Ilyasa, warga Depok

Sumber Resensi : Koran Jakarta, Sabtu, 17 Maret 2012 | 00:56:35 WIB


Beli Buku Ini

Sebelum Anda berminat untuk membeli buku ini, silahkan baca terlebih dulu persediaan buku ini pada "KETERANGAN BUKU" di atas tadi. Jika memang stoknya masih ada, silahkan melakukan pembelian atau pemesanan.

Namun begitu, jika stok pada kami tidak ada (kosong), Anda juga bisa melakukan pemesanan untuk jangka waktu yang bisa Anda tentukan sendiri. Jika nantinya buku itu sudah tersedia, kami akan segera menghubungi Anda melalui kontak informasi yang tentunya Anda sertakan dalam pemesanan.

Ada beberapa pilihan cara untuk membeli atau memesan buku ini. Silahkan Anda pilih dengan terlebih dahulu menuju halaman ini (klik untuk membukanya).

Anda juga bisa langsung menghubungi kami via SMS, Yahoo Messenger (YM), atau melengkapi formulir pembelian berikut ini.

untuk melakukan pembayaran, silahkan baca panduan dalam "Cara Pembayaran".

Terimakasih atas kepercayaan dan kerjasamanya

Tags:
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

KABARE BUKU

selain berkabar tentang adanya buku, kami juga melayani pembelian buku-buku tertentu. Khususnya, buku-buku yang informasi harganya telah kami sampaikan bersamaan kabar masing-masing buku. Silahkan Baca : Cara Beli Buku di KABARE BUKU.

0 komentar

Leave a Reply